Kritik Arsitektur Tipikal

 ISTANA CIPANAS, JAWA BARAT

Istana Cipanas merupakan Istana Kepresidenan yang letaknya berada di kaki Gunung Gede pada ketinggian 1.100 m di atas permukaan laut yang berhawa sejuk. Bangunan ini berdiri di atas lahan dengan luas 26 ha dengan luas bangunan mencapai 7.760 meter persegi. Istana Cipanas ini adalah salah satu dari enam Istana Kepresidenan yang dimiliki oleh Negara Indonesia.
Tampak dari depan fasad bangunan, Istana Cipanas ini berbeda dengan Istana Kepresidenan yang lain, Istana ini tidak terlihat megah melainkan memiliki ciri khas gaya tradisional. Dengan menggunakan pilar-pilar kayu sebagai penyangga utama struktur bangunan dan warna putih yang dominan sebagai unsur lambang keagungan bangunan Kepresidenan. Terdapat juga kolam air berbentuk lingkaran yang terletak tepat di depan bangunan Istana Cipanas tersebut dengan tanaman teratai di atasnya sama seperti yang ada di Istana Bogor.
Istana Cipanas terdiri dari sebuah bangunan induk, enam unit paviliun, satu unit gedung khusus, dan dua unit bangunan lain yaitu bangunan untuk penampungan sumber air panas dan sebuah masjid. Bangunan induk yang secara resmi disebut Gedung Induk Istana Kepresidenan Cipanas berdiri di atas areal seluas 982 meter persegi. Sesuai dengan namanya, gedung ini merupakan gedung yang paling besar jika dibandingkan dengan gedung-gedung lainnya yang ada di kompleks istana ini.
Gambar: Gedung Induk Istana Kepresidenan Cipanas
Gedung Induk Istana Kepresidenan Cipanas ini terdiri dari ruang tamu, ruang tidur, ruang kerja, ruang rias, ruang makan, dan serambi belakang. Secara khusus, ruang tamunya berupa bangunan panggung yang berlantaikan kayu. Seluruh ruang dalam Gedung Induk ditutupi permadani yang menghampar.
Gambar: Ruang Tamu Presiden Istana Cipanas
Sementara itu, di sekitar halaman belakang Gedung Induk berdiri enam buah paviliun istana yang pembangunannya dilakukan secara bertahap. Keenam buah paviliun tersebut diberi nama sesuai dengan nama tokoh pewayangan yaitu, Paviliun Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, Sadewa dan Abimanyu. Terletak agak terpisah dari sekitar Gedung Induk dan keenam paviliun itu terdapat dua bangunan lainnya yang diberi nama Paviliun Tumaritis I dan Tumaritis II.
Gambar: Paviliun Bima Istana Kepresidenan Cipanas
Dalam setiap paviliun terdapat ruang tamu, ruang tidur, ruang rias, dan ruang makan. Aneka lukisan yang indah karya pelukis dalam dan luar negeri menghiasi sebagian besar dinding-dinding paviliun. Sesuai dengan lingkungan alamnya, lukisan keenam paviliun ini cenderung bertemakan pemandangan alam, pegunungan, dan pepohonan.
Gambar: Ruang Makan Istana Kepresidenan Cipanas
Tidak hanya paviliun yang terdapat di halaman belakang Istana Kepresidenan Cipanas, tetapi juga terdapat bangunan kolam pemandian VIP Presiden Soekarno untuk bersemedi pada saat dahulu. Sama halnya dengan bangunan-bangunan lain, bangunan pemandian ini juga menggunakan warna putih sebagai warna dasar yang mendominasi bangunannya dengan sedikit nuansa eropa pada ukiran dinding dan tiang kolom yang terdapat di dalamnya.
Gambar: Kolam Pemandian VIP Presiden Soekarno

Sumber:

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Kritik Arsitektur Tipikal"

Posting Komentar